Misteri Petilasan Prabu Siliwangi

ILUSTRASI Prabu SiliwangiBagi masyarakat Sunda, nama Siliwangi menjadi makna tersendiri. Dia adalah Raja Pajajaran yang paling tersohor, pandai menyejahterakan rakyat, berlaku adil, dan bijaksana. Hampir di semua tempat di Jawa Barat pasti ada petilasannya dan semuanya menjadi tempat ziarah bahkan untuk bertapa.

"COBA kau pegang ujung kayu kaboa di sebelahmu anakku, dan aku akan pegang ujung yang satunya," ujar Prabu Siliwangi di hutan Sancang Garut Selatan manakala kembali terkejar Kian Santang, putranya sendiri. Syahdan menurut cerita lisan, Prabu Siliwangi selalu dikejar-kejar oleh Kian Santang sebab dipaksa masuk Islam. Prabu Siliwangi yang Raja Pajajaran tak mematuhi imbauan anaknya ini.

"Aku memberi kebebasan bagi siapa pun untuk memilih agama. Yang aku cemaskan adalah keserakahan orang. Setelah memilih yang satu, lantas ganti lagi memilih yang baru, begitu seterusnya. Sementara bagi seorang raja, keyakinan itu sebuah kehormatan dan tak bisa sesepele itu digonta-ganti seperti orang membalikkan telapak tangan," demikian jawaban Prabu Siliwangi sebagai penolakan akan ajakan putranya untuk berganti agama.

Maka, saling memegang ujung ranting kayu kaboa sudah merupakan simbol bahwa dua ujung itu tak akan pernah bertemu. Sesudah Sang Prabu selesai berbicara, wujudnya menghilang seketika dan orang Sunda mengatakannya sebagai ngahiang.

Sesudah Sang Prabu menghilang, di hutan Sancang tiba-tiba bermunculan sekumpulan harimau putih (orang Sunda mengatakannya maung lodaya). Maka, secara mistis masyarakat Sunda mengatakan bahwa harimau putih itu adalah penjelmaan dari Sang Prabu Siliwangi bersama para pengikut setianya.

Sampai abad ke-21 ini, kepercayaan tersebut tetap dipegang teguh. Masyarakat Pameungpeuk, yaitu sebuah kota kecamatan di tepi perbatasan hutan Sancang, kerap terdengar orang melakukan "pertikahan" dengan "warga" Hutan Sancang. Dengan kata lain, banyak manusia kawin dengan harimau. Banyak orang tua di Garut Selatan yang "bisa" menikahkan manusia dengan harimau.

"Akan tetapi, itu adalah harimau jadi-jadian. Bila penduduk menikah dengan mereka, yang dilihat adalah pria ganteng atau perempuan cantik," tutur Tedi (40) penduduk di sana. Tak ada yang merasa malu dan tak perlu dirahasiakan sebab membentuk ikatan "keluarga" dengan makhluk hutan Sancang sudah merupakan kebanggaan. "Banyak orang Garut Selatan mengakui bahwa mereka keturunan harimau Pajajaran," tutur Tedi lagi sambil senyum.

Misteri Petilasan Prabu Siliwangi

Barangkali karena terus dikejar dan diburu untuk dipaksa masuk Islam, sampai dengan hari-hari belakangan ini, orang Sunda percaya akan beberapa tempat yang disebut sebagai petilasan Prabu Siliwangi. Di Hutan Sancang, jelas akan banyak petilasan Sang Prabu, contohnya Curug Kajayaan dan Karanggajah.

Maka, bila diurut dari "perjalanan" kejar-mengejar antara ayah dan anak itu, petilasan akan didapat dimulai dari wilayah Bogor, Sukabumi, dan Cianjur yang merupakan pusat kekuasaan Kerajaan Pajajaran (dekat dengan ibu kota Negeri Pajajaran, yaitu Kota Pakuan atau Bogor sekarang).

Di puncak Gunung Gede/Pangrango, ada petilasan Prabu Siliwangi. Begitu pun di puncak dan lereng Gunung Salak. Bahkan beberapa bulan lalu, dikabarkan ada masyarakat Hindu Bali membangun Kuil Prabu Siliwangi, dengan alasan, di lereng Gunung Salak tempat kini dibangun kuil, merupakan tempat suci Prabu Siliwangi. Orang Bali merasa perlu menghormati Prabu Siliwangi, sebab Beliau katanya merupakan raja pertama yang menyebarkan Hindu di Jawa Barat.

Di Sukabumi Selatan ada gua bernama Kutamaneuh. Dipercaya penduduk setempat sebagai tempat ngahiang Prabu Siliwangi. Mereka tak banyak cekcok dengan orang Garut Selatan, sebab orang Garut kan mengklaim bahwa Prabu Siliwangi ngahiang di Hutan Sancang, bukan di mana-mana.

Yang paling mendekati sejarah yang disusun para ahli, petilasan Prabu Siliwangi ada di Bukit Badigul Rancamaya. Bahkan menurut ahli sejarah, Prabu Siliwangi tidak ngahiang tetapi mati biasa karena tua dan jasadnya dimakamkan di Bukit Badigul Rancamaya Bogor. Lalu 12 tahun kemudian diperabukan. Sampai dengan hari ini, ke Bukit Badigul masih ada yang berziarah, kendati mesti memasuki kawasan real estate Rancamaya Resort.

Di wilayah Kabupaten Bandung juga didapat petilasan Prabu Siliwangi, misalnya di Gunung Padang dan di Kawah Cibuni. Tiap hari-hari tertentu, banyak orang datang untuk bertapa. Demikian pula di wilayah Kabupaten Kuningan. Di objek wisata Cibulan misalnya, ada tempat bertapa sebab di sana ada batu keramat bekas Prabu Siliwangi duduk melepas lelah.

Begitu lekatnya nama Prabu Siliwangi di hati masyarakat Sunda sehingga bila orang berkata Pajajaran, mesti dikaitkan dengan nama Siliwangi. Padahal, Prabu Siliwangi hanyalah salah satu dari beberapa orang tokoh yang pernah menjadi raja di Pajajaran.

sumber artikel (Aan Merdeka Permana"Galura")
Terima kasih anda telah membaca artikel berjudul Misteri Petilasan Prabu Siliwangi. Semoga bisa bermanfaat http://satriawijaksana.blogspot.com



Artikel Terkait

6 komentar:

Spesifikasi Samsung mengatakan...

blognya keren sob thanks uda berbagi..

Aplikasi Master mengatakan...

makasih mas blognya keren update terus yach..

iderbuana mengatakan...

Makasih gan infonya sangat menarik sekali.

Arya mengatakan...

Gan mau nanya nih ada yang tau rute ke kota manueh tidak mohon bagi yang tau infokan...salam

sew nurracman majestic mengatakan...

Saya tau mas kalo mau maen ke sukabumi silahkan

sew nurracman majestic mengatakan...

Saya tau mas kalo mau maen ke sukabumi silahkan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...