Ciung Wanara adalah legenda di kalangan orang Sunda di Indonesia . Cerita rakyat ini menceritakan legenda Kerajaan Sunda Galuh , asal muasal nama Sungai Pemali brebes serta menggambarkan hubungan budaya antara orang Sunda dan Jawa yang tinggal di bagian barat provinsi Jawa Tengah. Cerita ini berasal dari tradisi cerita lisan Sunda yang disebut Pantun Sunda yang kemudian dituliskan ke dalam buku yang ditulis oleh beberapa penulis Sunda, baik dalam bahasa Sunda dan bahasa Indonesia.
Dahulu berdirilah sebuah kerajaan besar di pulau Jawa yang disebut Kerajaan Galuh, ibukotanya terletak di Galuh dekat Ciamis sekarang. Dipercaya bahwa pada saat itu kerajaan Galuh membentang dari Hujung Kulon, ujung Barat Jawa, sampai ke Hujung Galuh ("Ujung Galuh"), yang saat ini adalah muara dari Sungai Brantas di dekat Surabaya sekarang. Kerajaan ini diperintah oleh Raja Prabu Permana Di Kusumah. Setelah memerintah dalam waktu yang lama Raja memutuskan untuk menjadi seorang pertapa dan karena itu ia memanggil menteri Aria Kebonan ke istana. Selain itu, Aria Kebonan juga telah datang kepada raja untuk membawa laporan tentang kerajaan. Sementara ia menunggu di depan pendapa, ia melihat pelayan sibuk mondar-mandir, mengatur segalanya untuk raja. Menteri itu berpikir betapa senangnya akan menjadi raja. Setiap perintah dipatuhi, setiap keinginan terpenuhi. Karena itu ia pun ingin menjadi raja. SELENGKAPNYA
Itulah kenapa di Brebes juga ada yang memakai bahasa sunda dalam kesehariannya khususnya brebes bagian barat. Dalam cerita Ciung Wanara tidak di sebutkan kemana ayam yang telah mengalahkan ayam prabu Barma Wijaya....?
Menurut kepercayaan masyarakat sunda brebes Di kerajaan galuh lah ayam ciung tinggal dan berkembang turun temurun sampai ke sebrang timur kali pemali hingga sampai saat ini masyarakat brebes percaya kalau darah ayam ciung wanara akan tetap ada di jawa tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar